Senyawa kafein berguna untuk stimulan termasuk meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, juga mencegah kantuk.
Kebiasaan mengonsumsi kafein menyebabkan seseorang mengalami ketergantungan.
Sebagian orang yang enggan kecanduan ingin mengurangi atau tak lagi mengonsumsi kafein.
Tapi, untuk berhenti dari kebiasaan itu tak bisa sekejap.
Sebab, rentan menimbulkan gejala putus kafein.
Jika ingin menyetop konsumsi kafein secara bertahap mengurangi asupan.
1.
Mengurangi risiko kecemasan Mengutip Healthline, walaupun kafein meningkatkan kinerja tubuh,tapi jika kecanduan bisa menyebabkan peningkatan kecemasan dan gugup ketika kekurangan konsumsi, misalnya kopi.
Sebagian orang yang rentan dengan kondisi itu berkemungkinan untuk mengendalikan konsumsi atau putus kafein untuk mencegah efek buruk.
2.
Tidur nyenyak Asupan kopi setiap hari terutama jika berlebihan rentan mengubah siklus tidur yang berakibat tak nyenyak, sehingga sering mengantuk atau gelisah saat siang.
Beberapa orang yang rentan terhadap kondisi itu berkemungkinan memutus kecanduan kafein.
3.
Penyerapan nutrisi Orang yang tidak mengkonsumsi kafein bisa menyerap nutrisi lebih efisien.
Itu karena kafein dalam tanin mungkin menghambat beberapa penyerapan, termasuk kalsium, zat besi, vitamin B.
Kondisi itu jika asupan kafein sangat tinggi, sehingga menyebabkan ketakseimbangan.
4.
Menghindari ketergantungan Mengutip WebMD, sama seperti obat-obatan, kafein mempengaruhi kimiawi di otak yang menyebabkan ketergantungan dan meningkatkan konsumsi.
5.
Kesehatan gigi Kopi, soda, dan teh tergolong asupan pembawa kafein yang paling umum.
Ketiganya rentan menodai gigi, karena tingkat keasaman dan warna.
Kafein juga mengeringkan mulut, sehingga menurunkan pertahanan utama melawan bakteri melalui air liur.
Risiko ini jika konsumsi kafein terlalu banyak dan sering, tanpa diimbangi kebiasaan membersihkan bagian dalam mulut.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.