Skip to content

Titik Tema

Beragam Informasi

Menu
  • Bisnis
  • Fashion
  • Finance
  • Kesehatan
  • Otomotif
  • Kecantikan
  • Kuliner
  • Tekno
  • Travel
Menu

Studi Ini Sebut Air Hujan tak Bisa Diminum Lagi

Posted on Agustus 19, 2022 by admin

Jangan pernah minum air hujan jika Anda tidak ingin menelan terlalu banyak Perfluoroalkyl dan Polyfluoroalkyl Substances (PFAS).

Keduanya adalah bahan kimia berbahaya yang me-lindi dari material plastik yang sudah kita ciptakan sejak 120 tahun lalu.

Peringatan itu diberikan karena Bumi telah secara resmi melampaui zona amannya untuk tingkat pencemaran plastik.

“Batas untuk PFAS sudah terlewati,” kata hasil studi yang dipublikasi dalam Jurnal Environmental Science and Technology, 2 Agustus 2022.

PFAS dikenal berbahaya baik bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.

Sekarang ini, senyawa kimia yang ‘abadi’ itu sudah ada di seluruh bagian Bumi dan telah tersemai di atmosfer.

Yang pasti, mereka sangat lambat membusuk ataupun terurai di lingkungan.

Itu sebabnya air hujan yang turun di bagian manapun di dunia ini sudah tergolong tidak aman lagi untuk dikonsumsi.

Itu jika menuruti standar PFOA–Perfluorooctanoic Acid, salah satu bentuk senyawa PFAS yang paling luas diproduksi dan digunakan–dalam air minum di Amerika Serikat.

“Banyak orang di negara lain masih berharap aman untuk meminumnya dan memang air hujan banyak menjadi sumber air minum kita,” kata Ian Cousins, profesor di Departemen Ilmu Lingkungan, Universitas Stockholm, juga ketua tim penulis hasil studi tersebut.

Ada ribuan bentuk senyawa PFAS berbeda yang telah diproduksi untuk kegunaan atau untuk industri yang juga berbeda-beda.

Studi oleh Cousins dkk membandingkan kadar empat bentuknya yang paling umum (PFOS, PFOA, PFHxS, and PFNA) dalam berbagai sumber: air hujan, tanah dan air permukaan seperti sungai, danau dan laut.

Hasilnya, mereka menemukan jumlah dari setidaknya dua bentuk PFAS dalam air hujan, yakni PFOA dan PFOS, yang “kerap jauh melampaui” nilai ambang batas aman dalam air minum menurut standar Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Amerika Serikat.

“Jumlah bahan kimia itu juga di atas standar yang dibuat badan lingkungan di negara-negara lain,” kata Cousins memastikan.

Tergantung kepada jenis PFAS, batas aman maksimum yang ditetapkan EPA berkisar mulai dari 0,004 parts per trillion (ppt) untuk PFOA sampai yang terbesar 2.000 ppt untuk PFBS (bentuk lain dari bahan kimia PFAS yang tidak menjadi fokus dari studi).

Dan, ketika tubuh manusia melewati batas amannya, senyawa kimia sintetis itu bisa menimbulkan efek merusak dalam tubuh, berpengaruh ke sistem imun, sistem jantung, kesuburan dan masa kembang anak.

Itu semua hanya sebagian kecil saja dari konsekuensi fisiologis dari minum air hujan.

Efek lainnya adalah juga dapat menekan respons ank-anak terhadap vaksin, menyebabkan berkurang efektivitasnya.

Bahkan khusus untuk PFOA, menurut EPA, sudah ada bukti indikasi menyebabkan kanker pada manusia.

Studi itu juga menemukan siklus PFAS terus berulang dari laut ke udara melalui aerosol.

Aliran udara kemudian membawanya ke dalam atmosfer di mana dia menyemai awan hujan dan kembali lagi ke Bumi dalam bentuk hujan.

Mikroplastik–bagian terkecil yang bisa terturai dari seluruh produk plastik dan sampah industri–adalah satu sumber PFAS tersebut.

Mereka kerap berakhir di samudera dan badan perairan lainnya sehingga berdampak bagi kehidupan di habitat liar.

Mereka menyebar dalam ukuran kurang dari 5 milimeter.

Ukuran itu berarti mereka bisa berujung di mana saja, termasuk dalam darah manusia, di mana mereka berkisar antara 700-5000 nanometer atau 0,0007-0,005 milimeter.

Sebagai pembanding, tebal rambut manusia sekitar 17.000 nanometer atau 0,017 milimeter.

“Mencapai ambang batas aman standar Amerika untuk PFAS di lingkungan tidak mungkin tanpa biaya pembersihan besar-besaran dalam setiap instalasi pengolahan air minum karena sumber-sumber terbesar untuk air minum di planet ini pasti memiliki konsentrasi PFAS di atas ambang batas,” bunyi hasil studi.

Jane Muncke, managing director dari Food Packaging Forum Foundation di Zürich, Swiss, menyatakan tetap saja harus ada yang dilakukan betapapun mahal ongkos tersebut.

Dia tidak terlibat dalam studi bersama Cousins dan timnya tapi setuju hasil studi itu seharusnya menjadi peringatan.

Menurut Muncke, sejumlah besar dari biaya untuk mengurangi PFAS dalam air minum hingga ke ambang batas aman yang sesuai dengan pemahaman ilmiah saat ini harus dibayarkan oleh industri yang memproduksi dan menggunakan bahan kimia plastik sintetis tersebut.

“Sekarang waktunya menerapkan itu,” kata dia.

POPULAR MECHANICS

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

  • Mengapa Orang Rela Mengeluarkan Uang Lebih untuk iPhone?
  • Cara Melaporkan Penipuan Online dan Memblokir Rekeningnya
  • 5 Manfaat Behel Gigi untuk Kesehatan Jangka Panjang
  • Sepatu Flat Shoes Wanita: Nyaman, Modis, dan Cocok untuk Segala Kesempatan
  • 5 Tips Foto Bagus Saat Traveling, Dijamin Bokeh!
  • Tampil Profesional dan Menarik dengan Blazer Wanita

Kategori

  • AC
  • Bisnis
  • Fashion
  • Finance
  • Gaya
  • Kecantikan
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • kulkas Sharp 2 pintu
  • Otomotif
  • Politik
  • Saham
  • Seleb
  • Tekno
  • Tips dan Trik
  • Travel
  • Uncategorized

Arsip

  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022

Laman

  • About Us
  • Contact Us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Kabar Notasi Ragam Mesin Banua Ulasan Inspirasi Pintar Kapten Mesin Festival
©2025 Titik Tema | Design: Newspaperly WordPress Theme